Diposkan pada sharingstory

Hati-Hati Ayam Haram

Sumber : google

Semakin kesini, lauk ayam menjadi hal yang umum bagi masyarakat Indonesia. Kalau di Ponorogo sendiri, sudah banyak penjual-penjual ayam di pinggir jalan, sehingga beli ayam tidak repot ke pasar seperti dulu.

Sama halnya saya biasanya langganan beli ayam di sebuah tempat, sudah tak terhitung berapa kali beli disitu. Soalnya toko itu ramai, dekat, dan seperti nya terpercaya.

Biasanya kami hanya membeli bagian dada, atau paha. Hingga suatu hari, tiba-tiba si bapak memberi bonus, kepala ayam. Pas kami buka kresek di rumah, eh kok ada kepala.

Dan setelah dicek, ternyata…
Ayam tersebut matinya karena disudet. Saya pun langsung teringat, bahwa beberapa hari kemarin adek bilang kalau ayam disudet itu haram. Sambil panggil adek
“Dek lihat, haram dong ayamnya”
Eh iya, kayak yang di postingan kemarin dong ya
Saya pun bilang ke bapak, seluruh anggota keluarga kalau hari ini ndak jadi masak ayam, soalnya ayamnya haram. Sambil notice, jangan beli ayam disitu lagi.

Sedih banget rasanya, kita beli pakai uang halal, ayamnya juga halal, tapi gegara cara sembelih ayamnya yang tidak sesuai syariat, seluruh daging ayam itu pun haram.

Belum lagi pas mengingat masa lalu atas ketidak hati-hatian saya pas beli ayam, ndak cek dulu sembelihnya benar atau tidak. Alhasil berapa kali makan ayam haram. Astaghfirullah.. 😦

Inilah pentingnya kenapa kita membeli ke orang yang faham hukum, terlebih terkait makanan yang akan menjadi daging dan energi di tubuh kita.

Seandainya ada di Malang,kita bisa beli ayam di pemotongan ayam milik Pesantren Tholabie. Dijamin HALAL!

Semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati saat membeli per-dagingan.

by Munaj Almeera

Penulis:

Islam and family are in my heart forever

Tinggalkan komentar